Puncak Fenomena Iklim El Nino dan IOD: Indonesia Terancam Kekeringan, BMKG Keluarkan Peringatan

WargaSolo.com – Kondisi kekeringan yang diprediksi masih akan melanda beberapa jumlah wilayah di Indonesia.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa puncak dua fenomena iklim, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) akan mencapai puncaknya pada Oktober ini.

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut dalam atas kondisi normalnya dalam Samudra Pasifik bagian tengah.

Menurut Eddy, El Nino 3.4 sudah bergerak mendekati wilayah Indonesia dan kondisi itu menyebabkan peningkatan suhu di area atas rata-rata.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa musim kemarau diprediksi akan datang tuntas dalam mayoritas wilayah RI akhir bulan ini dan musim hujan datang mulai November.

Namun demikian, Indonesia masih terancam kekeringan pada Oktober, bulan yang diprediksi jadi puncak kekeringan ketiga pada 2023 imbas efek El Nino.

Wilayah yang terdampak kekeringan ini meliputi Sumatra bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku kemudian Papua bagian selatan.

BMKG pun memperingatkan ada banyak daerah yang masuk dalam wilayah zona merah atau level Awas, yang merupakan level peringatan paling tinggi, kekeringan 10 hari pertama (dasarian I) bulan ini.

Kekeringan yang diprediksi masih akan melanda beberapa jumlah wilayah di Indonesia ini wajib diwaspadai.

Berbagai daerah terancam kekeringan dan perlu diperhatikan.

BMKG pun telah mengeluarkan peta yang berisi daftar wilayah yang terdampak kekeringan dan masuk dalam wilayah zona merah atau level Awas.

Oleh karena itu, masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diharapkan dapat menaati peringatan BMKG untuk menghindari dampak buruk dari kekeringan.

***